Surat Al Ikhlas adalah surat yang paling akhir di dalam Al Qur-an , diturunkan di kota Makkah, jumlah ayatnya 4 ayat.
Adapun lafal surat Al Ikhlas sebagai berikut :
ﺒﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻠﺭﺤﻤﻦﺍﻠﺭﺤﻴﻡ
ﻘﻞﻫﻭﺍﷲﺍﺤﺪ
ﺍﷲﺍﻠﺼﻤﺪ
ﻠﻡ ﯦﻠﺪ ﻭﻠﻡ ﯦﻭﻠﺪ
ﻭﻠﻡ ﯦﻜﻦ ﻠﻪ ﻜﻔﻭﻦﺍﺍﺤﺪ
Artinya :
- Katakanlah : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
- Allah, tempat bergantung segala sesuatu
- Dia tidak ber-anak, dan tidak diperanakkan
- Dan tidak ada satupun yang setara dengan-Nya
Adapun sebab sebab diturunkannya surat Al Ikhlas ini, ada beberapa riwayat yang menerangkan sebab sebab turunnnya ayat ini, namun disini saya ambil satu saja :
Dari Ubai bin ka’ab, bahwa pada suatu hari
kaum musyrikin makkah meminta penjelasan tentang sifat sifat Allah
kepada Rasulullah SAW. : “jelaskan kepada kami sifat sifat Tuhanmu.”
Maka saat itu juga turunlah surat Al ikhlas ini sebagai jawaban atas
pertanyaan kaum musyrikin pada waktu itu. (Hadits ini diriwayatkan oleh A
Turmidzi, Al Hakim, dan Ibnu Huzaimah dari Abi ‘Aliyah yang bersumber
dari Ubay bin Ka’ab)
Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas :
- Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang pertama, barang siapa yang membacanya, diberi Allah pahala seperti membaca 1/3 (sepertiga) Al Qur-an. Rasulullah SAW. Bersabda (artinya) : “adakah lemah salah seorang kamu untuk membaca di waktu malam sepertiga Al Quran? Para sahabat bertanya: “bagaimana demikian ya Rasul?” beliau menjawab: “bacalah Qul Huwallahu Ahad ..dst dapat membandingi sepertiga Al Quran.” (Hadits Riwayat Abi Darda’) jadi jika dibaca 3 X berarti pahalanya sama dengan orang yang membaca seluruh Al Qur-an. Wallahu a’lam.
- Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ke dua, dapat memasukkan pembacanya masuk surga. Anas ra. Berkata: seorang lelaki menemui Rasulullah SAW. Dan berkata: “sesungguhnya aku cinta kepada surat Al ikhlas ini, maka Nabi menjawab : “cintamu kepadanya dapat memasukkan kamu ke dalam Surga.” (hadits ini sanadnya muttashil)
- Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ketiga, diberi pahala seperti pahalanya 100 orang yang mati sahid. “Barang siapa membaca surat Al ikhlas satu kali maka Allah meberinya pahala seperti pahala orang yang ber-iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab ktab-Nya, rasul rasul-Nya dan diberikan pahala seperti pahalanya 100 orang yang mati syahid.” (lihat tafsir Kabir)
- Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ke-empat, barangsiapa yang membacanya haram masuk Neraka.
- Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ke-lima, barangsiapa yang membacanya 10 X, niscaya dibangunkan Istana di Surga. Dari Mu’adz bin jabal dan Anas ra.; Rasulullah SAW. Bersabda : “siapa yang membaca surat al Ikhlas 10 X, maka Allah membangunkan sebuah Istana di Surga untuknya.” (Hadits Riwayat Imam Muslim)
- Jika dibaca 50 X besuk pada hari kiamat mendapat panggilan untuk masuk surga. Dari Jabir bin Abdullah ra., Rasulullah SAW bersabda : “siapa yang membaca surat Al ikhlas setiap hari 50 X, maka pada hari kiamat ia akan dipanggil dari kuburnya “bangkitlah! Hai pemuji Allah dan masuklah Surga!” (HR. Ath Thabrani)
- Jika dibaca 100 X diampuni dosanya selama 50 tahun, selain dosa atas darah, harta, kemaluan dan minuman keras. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ siapa yang membaca surat Al ikhlas 100 X, maka Allah mengampuni baginya kesalahan 50 tahun, selagi ia menjauhi 4 perkara: darah, harta, farji dan minum minuman” (Hadits ini dari Anas ra dan diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ibnu ‘Ardy)
- Jika dibaca 200 X setiap hari, maka dituis baginya 1500 kebaikan dan dihapus dosanya 50 tahun kecuali hutang pada manusia. Dari Anas bin malik ra. Nabi SAW. Bersabda : “ siapa yang membaca surat al ikhlas 200 X setiap hari, Allah menulis baginya 1500 kebaikan dan menghapus dosanya 50 tahun kecuali jika ada hutang baginya. Dan siapa menjelang tidurnya pada punggung kanannya lalu membaca surat al ikhlas 100 X, maka di hari kiamat Allah memanggil kepadanya “Wahai hamba-Ku, masuklah ke dalam Surga dari arah kananmu.” (HR. At Turmudzi) Dan diriwayat lain dosanya akan diampuni selama 200 tahun (hadits berasal dari Anas ra. Dan diriwayatkan oleh Baihaqi)
- Jika dibaca 7 X sesudah sholat Jum’at bersama sama surat Al Falaq dan An nas, maka dirinya akan dijaga Allah dari berbagai kejahatan sampai hari Jum’at berikutnya. Dari ‘Aisyah ra. Rasulullah SAW bersabda (artinya): “barangsiapa sesudah sholat Jum’at membaca surat Al ikhlas, Al Falaq dan An nas sebanyak 7 X, Allah ta’ala menjaganya dari kejahatan hingga jum’at yang lain.”
Disamping ke sembilan hal tersebut di atas,
masih ada lagi Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas ini (lihat
Khazinatul Asrar : 166)
- Siapa yuang mempunyai urusan yang sangat penting dan sukar sekali, hendaklah menulis surat Al Ikhlas ini beserta bismillah 1000 X, maka Allah SWT segera mengabulkan hajatnya, itu sebagian dari mujarabnya surat Al ikhlas ini
- Siapa menulisnya sejumlah bilangan Rasul (25 X), maka ia akan memperoleh maksud dan tujuannya, serta dijaga dari musuh dan para penghasud, bahkan akan memperoleh kecintaan.
- Siapa yang menulisnya 7 X beserta bismillah pada tempat yang terbuat dari tanah, kemudian di isi dengan air minum dan diminumkan ke orang sakit, insya Allah dengan se izin-Nya ia akan sembuh, terkecuali jika sudah menemui ajalnya.
9 waktu Membaca SUrat Al Ikhlas
Pertama: waktu pagi dan sore hari.
Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash bersama
dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing
sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah: akan dijaga dari
segala sesuatu (segala keburukan).
Dari Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
خَرَجْنَا فِى
لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ».
فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ
قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ
تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »
Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, "Apakah kalian telah shalat?" Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, "Katakanlah". Hingga aku berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah
(bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A'UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL
A'UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka
dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala
keburukan." (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Kedua: sebelum tidur.
Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq,
An Naas dengan terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan, lalu
keduanya ditiup, lalu dibacakanlah tiga surat ini. Setelah itu, kedua
telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau
dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti tadi
diulang sebanyak tiga kali.
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
أَنَّ
النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ
كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا (
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ (
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ
مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ
مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur
di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua
telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’
(surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan
’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan
kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau
dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan
yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)
Ketiga: ketika ingin meruqyah (membaca do’a dan wirid untuk penyembuhan ketika sakit).
Bukhari membawakan bab dalam shohihnya ‘Meniupkan bacaan ketika
ruqyah’. Lalu dibawakanlah hadits serupa di atas dan dengan cara seperti
dijelaskan dalam point kedua.
عَنْ
عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله
عليه وسلم - إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِى كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا
وَجْهَهُ ، وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ . قَالَتْ عَائِشَةُ
فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِى أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, "Apabila
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak tidur, beliau akan
meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat
Al Ikhlas) dan Mu'awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian
beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu (sama seperti ketika beliau hendak tidur, -pen)." (HR. Bukhari no. 5748)
Jadi tatkala meruqyah, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al
Falaq, An Naas dengan cara: Terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak
tangan lalu keduanya ditiup lalu dibacakanlah tiga surat tersebut.
Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang
mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan.
Cara seperti ini diulang sebanyak tiga kali.
Keempat: wirid seusai shalat (sesudah salam).
Sesuai shalat dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas masing-masing sekali. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Yang dimaksud mu’awwidzaat adalah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fathul Bari, 9/62)
Kelima: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh).
Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat
Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah,
sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari’ Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتِ
السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : {
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ
“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh
adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal
kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah 4/273. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shahih. Lihat
As Silsilah Ash Shohihah no. 646). Hal ini juga dikuatkan dengan hadits
Ibnu Mas’ud yang akan disebutkan pada point berikut.
Keenam: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib.
Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat
Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah,
sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
مَا أُحْصِى
مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى
الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ
الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ
“Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar
bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada
shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah
shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul
huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Ketujuh: dibaca ketika mengerjakan shalat witir tiga raka’at.
Ketika itu, surat Al A’laa dibaca pada raka’at pertama, surat Al
Kafirun pada raka’at kedua dan surat Al Ikhlash pada raka’at ketiga.
Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, beliau berkata, “Aku menanyakan pada
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, surat apa yang dibaca oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat
witir?”
‘Aisyah menjawab,
كَانَ يُوتِرُ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِى
الأُولَى بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَفِى الثَّانِيَةِ بِ
(قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَفِى الثَّالِثَةِ بِ (قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama:
Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa
ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul
huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR. An Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)
Dalam riwayat yang lain disebutkan tanpa surat al mu’awwidzatain.
عَنْ أُبَىِّ
بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِ
(سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ)
وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya melaksanakan shalat witir dengan membaca Sabbihisma
robbikal a’la (surat Al A’laa), Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al
Kafirun), dan Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash)” (HR. Abu Daud no. 1423 dan An Nasai no. 1730)
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan,
وَحَدِيثُ
عَائِشَةَ فِي هَذَا لَا يَثْبُتُ ؛ فَإِنَّهُ يَرْوِيهِ يَحْيَى بْنُ
أَيُّوبَ ، وَهُوَ ضَعِيفٌ .وَقَدْ أَنْكَرَ أَحْمَدُ وَيَحْيَى بْنُ
مَعِينٍ زِيَادَةَ الْمُعَوِّذَتَيْنِ .
“Hadits ‘Aisyah tidaklah shahih. Di dalamnya ada seorang perowi
bernama Yahya bin Ayyub, dan ia dho’if. Imam Ahmad dan Yahya bin Ma’in
telah mengingkari penambahan “mu’awwidzatain”.” (Al Mughni, 1/831)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan,
تعليق شعيب الأرنؤوط : صحيح لغيره دون قوله : والمعوذتين وهذا إسناد ضعيف عبد العزيز بن جريج لا يتابع في حديثه
“Hadits ini shahih kecuali pada perkataan “al mu’awwidzatain”, ini
sanadnya dho’if karena ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij tidak diikuti dalam
haditsnya.” (Tahqiq Musnad Al Imam Ahmad bin Hambal, 6/227)
Jadi yang tepat dalam masalah ini, bacaan untuk shalat witir adalah
raka’at pertama dengan surat Al A’laa, raka’at kedua dengan surat Al
Kafirun dan raka’at ketiga dengan surat Al Ikhlas (tanpa
mu’awwidzatain).
Namun bacaann ketika witir ini sebaiknya tidak rutin dibaca,
sebaiknya diselingi dengan berganti membaca surat lainnya. Syaikh
‘Abdullah Al Jibrin rahimahullah mengatakan,
والظاهر أنه يكثر من قراءتها، ولا يداوم عليها فينبغي قراءة غيرها أحياناً حتى لا يعتقد العامة وجوب القراءة بها
“Yang nampak dari hadits yang ada, hendaklah bacaan tersebut
seringkali saja dibaca, namun tidak terus-terusan. Sudah seharusnya
seseorang membaca surat yang lain ketika itu agar orang awam tidak salah
paham,ditakutkan mereka malah menganggapnya sebagai perkara yang
wajib.” (Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, 24/43)
Kedelapan: dibaca ketika mengerjakan shalat Maghrib (shalat wajib) pada malam jum’at.
Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari Jabir bin Samroh, beliau mengatakan,
كَانَ
النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي صَلاَةِ المَغْرِبِ لَيْلَةَ
الجُمُعَةِ : ( قَلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ ) وَ ( قُلْ هُوَ اللهُ
أَحَدٌ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib
pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu
ahad’. ” (Syaikh Al Albani dalam Takhrij Misykatul Mashobih (812) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Kesembilan: ketika shalat dua rak’at di belakang maqom Ibrahim setelah thowaf.
Dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu yang amat panjang disebutkan,
فجعل المقام
بينه وبين البيت [ فصلى ركعتين : هق حم ] فكان يقرأ في الركعتين : ( قل هو
الله أحد ) و ( قل يا أيها الكافرون ) ( وفي رواية : ( قل يا أيها الكافرون
) و ( قل هو الله أحد )
“Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan maqom
Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, lalu beliau laksanakan shalat dua
raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu ahad
(surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun). Dalam
riwayat yang lain dikatakan, beliau membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun
(surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 56)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan komentar Anda, Terima Kasih