Manfaat dan Keistimewaan Surat Iqra

Manfaat dan Keistimewaan Membaca Surat Iqra

Kata Iqra (اقرا yang dalam bahasa Indonesia berarti bacalah, Surat al Alaq ini merupakan wahyu pertama Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat malaikat Jibril di Gua Hira, wahyu pertama ini tidak secara keseluruhan satu surat langsung dari surat al Alaq, wahyu pertama yang Allah turunkan adalah hanya ayat 1 – 5 dari surat al Alaq.

Kata pertama dari surat al Alaq adalah berbunyi Iqra yang artinya bacalah. Bacalah, perintah Allah kepada nabi Muhammad SAW juga termasuk kepada ummatnya adalah diperintahkan untuk membaca. Tetapi, makna dari kata bacalah atau membaca ini tidak hanya sekedar diterjemahkan dalam makna membaca, tetapi membaca disini tidak hanya membaca

Membaca mempunyai makna sempit dan luas, makna sempitnya adalah memberantas buta huruf hingga mampu membaca dan mengamalkan bacaannya. Karena itu sejarah mencatat sesudah selesai perang Badar kaum musyrikin banyak yang menjadi tawanan. Kemudian mereka minta dibebaskan dengan membayar uang tebusan, tiap orang antara 1-4 ribu dirham, bagi yang tidak mampu membayar diberi peluang mengajar membaca dan menulis dengan mendapat bayaran, tetapi bayaran mereka selama mengajar dipergunakan sebagai tebusan.

Dalam proses pembelajaran, kemampuan membaca dan menulis menjadi pintu gerbang pertama bagi perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Membaca dalam konteks ritual juga berarti ekspresi rasa syukur seorang hamba kepada Tuhan-Nya atas nikmat yang dilimpahkan dengan melaksanakan ibadah seperti shalat, membaca Al Quran, berdoa dan dzikrullah, yang semuanya terkait dengan bacaan dan tulisan. 

Membaca dalam pengertian luas adalah pengkajian ilmu pengetahuan secara intensif, dengan membaca dan mendalami ayat-ayat qauliyyah (teks ayat) maupun  ayat-ayat kauniyyah (alam yang tergelar), sehingga menemukan berbagai manfaat bagi hidup dan kehidupan umat manusia. 

Jadi membaca, dalam artian tidak hanya sekedar seperti kita hanya membaca buku saja, itu masih merupakan makna yang sederhana sekali. Padahal,maksud Allah memerintahkan untuk membaca adalah agar umat manusia benar benar membaca. Implikasi dari Iqro, ummat Islam itu bisa memproduk sesuatu dengan ilmu atau menciptakan suatu penemuan baru dalam ilmu pengetahuan.

Allah memerintahkan untuk membaca, namun obyek yang dibaca tidak disebutkan dalam Al Qur’an. Allah tidak menentukan apa yang harus dibaca. Artinya, bacalah:
  1. Fenomena, ayat kauliyah dan ayat kauniyah Allah yang terdapat di alam semesta ini. Ayat kauniyah merupakan ayat ayat berupa alam, kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari apa yang ada di alam ini yang mana itu semua merupakan ayat kauniyah Allah. 
  2. Fenomena (makhluk gaib/sesuatu yang tidak nampak yang tidak bisa dirasakan oleh indra). fenomena dan nomena tersebut adalah merupakan obyek ilmu pengetahuan, dimana obyek ilmu pengetahuan yaitu seluruh ilmu ilmu yang berasal dari satu sumber yaitu Allah.

Semoga pembaca semua bisa mengambil manfaatnya, dan dapat mengimplementasikan dari makna kata Iqra yang sesungguhnya. Jadi, kita sebagai ummat Islam sudah mengetahui dan memahami bahwa Allah menyuruh kita semua untuk membaca yang tidak hanya sekedar membaca, maka ummat Islam harus menjadi ummat yang cerdas, tidak boleh bodoh dan mudah dibodohin oleh kaum barat. Yang sejatinya ummat Islam adalah lebih unggul dari ummat lain, maka berbanggalah ummat Islam dengan ilmunya jangan malah mengekor budaya barat. Ummat Islam harus mampu seperti ummat Islam terdahulu yang telah berhasil dan sukses membangun peradaban dunia dengan ilmu pengetahuan.

Tafsir Surat Iqra

Surat Iqro’ atau surat Al ‘Alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Surat tersebut adalah surat Makkiyyah. Di awal-awal surat berisi perintah membaca. Yang dengan membaca dapat diketahui perintah dan larangan Allah. Jadi manusia bukanlah dicipta begitu saja di dunia, namun ia juga diperintah dan dilarang. Itulah urgensi membaca, maka bacalah, bacalah!
Allah Ta’ala berfirman,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Bacalah! Bacalah!
Surat ini adalah yang pertama kali turun pada Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Surat tersebut turun di awal-awal kenabian. Ketika itu beliau tidak tahu tulis menulis dan tidak mengerti tentang iman. Lantas Jibril datang dengan membawa risalah atau wahyu. Lalu Jibril memerintahkan nabi untuk membacanya. Beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- enggan. Beliau berkata,

مَا أَنَا بِقَارِئٍ

“Aku tidak bisa membaca.” (HR. Bukhari no. 3). Beliau terus mengatakan seperti itu sampai akhirnya beliau 
membacanya. Kemudian turunlah ayat,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan“. Yang dimaksud menciptakan di sini adalah menciptakan makhluk secara umum. Tetapi yang dimaksudkan secara khusus di sini adalah manusia. Manusia diciptakan dari segumpal darah sebagaimana disebut dalam ayat selanjutnya,

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”
Manusia bukan hanya dicipta, namun ia juga diperintah dan dilarang. Untuk menjelaskan perintah dan larangan ini diutuslah Rasul dan diturunkanlah Al Kitab (Al Qur’an). Oleh karena itu, setelah menceritakan perintah untuk membaca disebutkan mengenai penciptaan manusia.
Bentuk Kasih Sayang Allah: Diajarkan Ilmu
Setelah itu, Allah memerintahkan,

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

“Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah.” Disebutkan bahwa Allah memiliki sifat pemurah yang luas dan karunianya yang besar pada makhluk-Nya. Di antara bentuk karunia Allah pada manusia -kata Syaikh As Sa’di rahimahullah- adalah Dia mengajarkan ilmu pada manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya,

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kata Syaikh As Sa’di rahimahullah, “Manusia dikeluarkan dari perut ibunya ketika lahir tidak mengetahui apa-apa. Lalu Allah menjadikan baginya penglihatan dan pendengaran serta hati sebagai jalan untuk mendapatkan ilmu.” (Taisiri Al Karimir Rahman, hal. 930).
Allah mengajarkan pada manusia Al Qur’an dan mengajarkan padanya hikmah, yaitu ilmu. Allah mengajarkannya dengan qolam (pena) yang bisa membuat ilmunya semakin lekat. Allah pun mengutus Rasul supaya bisa menjelaskan pada mereka. Alhamdulillah, atas berbagai nikmat ini yang sulit dibalas dan disyukuri.
Tag :  Manfaat dan Keistimewaan Membaca Surat Iqra

Komentar